Ideal
Terkadang apa yang menurut kita ideal adalah hal-hal yang tidak alami.
Hal-hal yang tidak lazim bagi kebanyakan orang.
Hal-hal yang tidak mungkin terjadi.
Sebagai manusia yang selalu berharap, saya selalu mengingkan hal-hal yang ideal. Contohnya ingin memiliki badan yang berisi, wajah yang bersih, dan punya kehidupan sosial yang baik. Umumnya standar ideal seseorang umumnya berbeda-beda. Sebagai ilustrasi, si A menganggap pekerjaan dengan gaji tinggi adalah pekerjaan yang ideal. Namun ada juga si B yang menjadikan work-life balance sebagai patokan pekerjaan yang ideal.
Dalam ilustrasi sebelumnya, masing-masing memiliki pandangan pekerjaan ideal yang berbeda. Tapi apakah pandangan si A mengganggu si B? Atau sebaliknya? Tentu tidak. Pandangan si A dan si B berbeda, tapi tidak saling merugikan. Setiap orang berhak memiliki pandangan idealnya sendiri-sendiri. Tapi bagaimana dengan kasus seperti rumah tangga? Suami ingin rumah yang besar, tapi istri maunya yang kecil. Suami ingin punya mobil, tapi istri tidak mau. Masing-masing punya pandangan bagaimana rumah tangga yang ideal, dan pandangan tersebut bertentangan dengan pandangan lainnya.
Salah satu harus mengalah, atau mencari jalan tengah yang menguntungkan (atau minimal tidak merugikan) kedua belah pihak adalah solusinya. Saya sendiri termasuk orang yang hampir selalu mengalah apabila terjadi perbedaan kondisi ideal walau kondisi ideal tersebut memberatkan saya. Kenapa mau mengalah? Bagi saya tidak ada konflik merupakan hal paling ideal, siapa sih yang hidupnya mau berantem terus?
23 tahun hidup dengan mengikuti standar ideal orang lain membuat saya bertanya-tanya.
"Bener ga ya hidup seperti ini?"
"Sampai kapan mau hidup kaya gini?"
Jujur, hidup dengan standar ideal orang lain tidak enak. Seakan-akan hidup untuk memuaskan ego orang lain saja. Namun mengikuti standar ideal orang lain yang tinggi membuat saya ada di posisi sekarang. Saya juga tidak tahu apakah saya bisa menjadi lebih baik daripada saya yang saat ini apabila mengikuti standar ideal yang saya tentukan sendiri.
Ah, membingungkan sekali ya.
Comments
Post a Comment