Tentang Menabung

Saya dikenal pelit atau kopet oleh kebanyakan teman saya. Padahal, yang saya lakukan adalah menggunakan uang seperlunya saja. Saya tidak membeli barang kecuali kalau benar-benar butuh. Saya juga jarang jajan di kampus dan hampir setiap hari membawa bekal agar bisa menghemat.

Alasan saya bisa hidup seperti itu karena kebiasaan menabung saya. Pertamakalinya saya diberikan uang jajan secara rutin adalah ketika saya SMA, nominalnya 25 ribu perhari. Awalnya saya susah menabung karena setiap hari uang saya terpakai sekitar 15-20 ribu. Agar saya bisa menabung tanpa rasa terbebani, saya mencoba untuk membawa bekal sendiri. Hasilnya saya bisa memotong anggaran makan siang selama SMA.

Pada saat saya kuliah, uang jajan yang diberikan naik menjadi 1.2 juta perbulan. Saya menghabiskan sekitar 500-700 ribu perbulannya saat awal-awal kuliah, dan sisanya ditabung. Namun setelah saya pikir-pikir, pengeluaran 500 ribu perbulan itu agak boros. Karena saya sering di kampus sampai malam, sehingga saya harus makan malam di kampus. Lalu saya boros karena tetap membeli kuota internet, padahal di rumah dan di kampus ada wifi. Setelah saya catat mana anggaran yang bisa saya potong, ternyata saya bisa hidup hanya dengan 200 ribu perbulan. Selain itu, saya mengganti strategi menabung saya. Awalnya saya menabung uang yang sisa, namun sekarang saya menabung dulu lalu menggunakan uang yang sisa. Sehingga, di awal bulan saya langusung menyimpan 1 juta di rekening dan menyimpan 200 ribu di dompet. Tujuannya agar saya hanya memakai uang 200 ribu dan tidak menyentuh 1 juta itu.

Mungkin ada yang berpikiran kalau percuma saya nabung 1 juta selama kuliah kalau tidak menikmati hidup atau tersiksa. Selain itu, mungkin ada yang berpikiran nabungnya saat sudah kerja saja karena uang yang bisa ditabung lebih banyak. Sehingga, tidak perlu cape-cape menabung saat kuliah. Saya pikir menabung bukan tentang masalah nominal saja, namun tentang gaya hidup juga. Dengan hidup hanya dengan 200 ribu pebulan, saya lebih bisa menghargai uang daripada sebelumnya. Saya juga belajar hidup secukupnya tanpa melarat, dan berusaha hidup tanpa mengutang (kecuali kalau ga ada uang pas, baru minta dibayar teman dulu). Selain itu, masih banyak orang-orang yang hidupnya susah karena tidak punya uang. Apakah kita tega hidup konsumtif padahal tahu masih banyak orang yang membutuhkan uang?

Comments